ANBK sebagai langkah perdana memajukan kualitas pendidikan Indonesia

 

ANBK sebagai langkah perdana memajukan kualitas pendidikan Indonesia 

Oleh : Heni Purwitri, S.Pd.


sumber : diaryguru.com


Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara resmi telah diganti dengan program Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). 

BNSP (Badan Nasional Standarisasi Pendidikan) sebuah badan turunan dari Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud RISTEK) menyatakan jika ANBK adalah program penilaian terhadap mutu yang dimiliki oleh satuan pendidikan atau sekolah. (sumber: beritadiy.pikiran-rakyat.com)

ANBK resmi menjadi pengganti UNBK yang telah diluncurkan pada tahun 2019 sebagai satu produk dari Merdeka Belajar dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. 

ANBK adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemndikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan, memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.

ANBK terdiri dari tiga bagian, yakni:
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif.
 2. Survei Karakter
Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar nonkognitif.
3. Survei Lingkungan Belajar
Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Pelaksanaan ANBK tidak dilaksanakan seperti UNBK. Namun sasarannya adalah siswa kelas 5 SD/MI, kelas 8 SMP/MTs, dan kelas 11 SMA/MA. Program ANBK tidak akan menilai capaian individu namun ANBK digunakan sebagai langkah memetakan mutu sekolah. Hasil dari ANBK dibutuhkan sebagai bahan evaluasi Kemendikbudristek, Dinas Pendidikan, dan sekolah masing-masing. Sekolah yang sudah memiliki kualitas baik, maka diharapkan dapat mempertahankan atau meningkatkan kembali kualitas sekolahnya. Begitu pula jika "raport" yang dihasilkannya kurang baik, maka sekolah tersebut perlu berbenah dan melakukan evaluasi terus menerus sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di mana pun berada.

Pelaksanaan ANBK dilakukan bertahap dan berjenjang dari mulai tingkat SMA/MA,SMP/Mts dan SD/MI. Peserta yang mengikuti kegiatan ANBK ini tidaklah seluruh siswa namun hanya beberapa siswa sebagai sampel yang akan mewakili. responden murid akan dipilih secara acak dengan jumlah maksimal 30 orang murid SD/MI, 45 murid SMP/MTs, serta 45 murid SMA/SMK/MA di satuan pendidikan.

Tentunya dalam menghadapi ANBK ini menjadi sebuah tantangan bersama. Meski 2021 ini menjadi tahun perdana pelaksanaannya, namun sejak dini kita berkewajiban untuk melatih peserta didik dalam mengembangkan budaya literasi. Kita ketahui bersama bahwa daya literasi siswa di Indonesia sangatlah rendah. Hal inilah menjadi landasan dari segala program dengan dilaksanakannya ANBK ini. Dengan mempotret satuan pendidikan yang ada di seluruh Indonesia adalah sebagai upaya untuk memperbaiki tatanan dunia pendidikan di Indonesia. Agar di masa depan nanti, Indonesia dapat menjadi negara yang memiliki daya saing tinggi dan terus bersemangat dalam menggapai visi misi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Jika seluruh satuan pendidikan bersama-sama melakukan revolusi pembelajaran maka hal tersebut dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan Indonesia secara menyeluruh dalam segala jenjang baik secara nasional maupun internasional.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama