Peningkatan
Kemampuan ICT siswa melaui Simulasi ANBK Computer Based Test (CBT)
Oleh : Heni Purwitri, S.Pd.
Tanggal 18-19 Oktober 2021
lalu, Siswa kelas 5 MIN 1 Kota Tasikmalaya melaksanakan simulasi ANBK (Asesmen
Nasional Berbasis KOmputer). Pelaksanaan simulasi ANBK berjalan dengan lancar
dan sukses. Simulasi ANBK ini diikuti oleh 30 siswa kelas 5 secara acak yang
terdiri dari siswa kelas 5A, 5B dan 5C.
Simulasi
ANBK ini menggunakan web yang disajikan oleh kemendikbud melalui pusdikmenjar.
Setelah latihan yang individual yang pernah dilakukan oleh siswa lewat gawai.
Sekarang saatnya siswa mengerjakan soal langsung menggunakan PC (personal
computer). Disni,siswa dilatih untuk terbiasa menggunakan keyboard serta tombol-tombol yang akan digunakan pada saat ANBK
sesungguhnya tgl 15-18 November nanti.
Di hari pertama, siswa pada
awalnya menghadapi kesulitan dalam memasukkan data user dan password yang
diberikan. Namun, dengan dibimbing oleh guru-guru selaku pengawas, pada
akhirnya siswa terbiasa mengerjakan soal ANBK CBT (Computer Based Test). Guru
yang mendampingi selama simulasi berjumah 4 orang guru dan 1 orang proktor.
Para
siswa harus memasukkan user name dan password masing-masing. Setelah melengkapi
data pribadi kemudian siswa memasukkan kode token yang diberikan oleh proktor.
Selama 20-60 menit siswa diberikan waktu untuk melakukan latihan terlebih
dahulu sebelum masuk ke dalam pengerjaan soal inti. Adapun jumlah soal adalah
30 yang terdiri dari soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan,
isian dan uraian.
Selama simulasi, siswa mengerjakan 2 jenis soal literasi sekaligus, yaitu literasi membaca maupun literasi numerasi. Soal yang diberikan mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan membacanya. Soal ANBK ini merujuk pada upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Kendala
yang dirasakan oleh siswa adalah banyaknya bacaan dan wacana yang disajikan.
Dengan demikian, diperlukan strategi dalam mengerjakan soal agar waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan soal sejalan dengan waktu yang diberikan. Jangan
sampai karena terlalu lama membaca, siswa kurang memperhatikan jumlah waktu
yang tersisa karena keasyikan membaca.
Disamping itu, siswa didapati menghadapi kesulitan dalam menyimpulkan
sebuah bacaan dengan gesit. Dampak pembelajaran jarak jauh mulai dirasakan oleh
para siswa maupun guru. Kondisi loss
learning menyebabkan siswa kurang bergairah dalam mengkajinbacaan panjang
dan menurunnya kemampuan berhitung yang dimiliki.
Hasil ANBK ini akan mempotret kualitas sekolah. Tentunya ini menjadi “PR” bersama baik bagi seluruh warga sekolah maupun siswa untuk bersama-sama memperbaiki system pembelajaran yang ada. Harapannya, semoga di masa depan nanti, kemampuan literasi siswa MIN 1 Kota Tasikmalaya semakin meningkat sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan ANBK ini. Kerja sama tim guru dan stakeholders menjadi faktor utama dalam mewujudkan upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran yang ada.
Posting Komentar